Fajar telah muncul. Oxi
baru bisa tidur beberapa menit, ia sudah terbangun. Rasanya sangat malas untuk
bangun. Pagi ini syuting sudah di mulai kembali. Ia harus bersiap. Manager
membawakan sarapan khusus untuk Oxi. Sepertinya Manager Ma bisa menebak kalau
Oxi pagi ini tak mau turun untuk makan pagi bersama. Setelah mandi dan bersiap,
Oxi menghampiri Manager untuk makan paginya.
“ Terima kasih
Manager,” ia tersenyum tipis.
“ Sama-sama. Kau masih
tampak lelah. Apa kau baik-baik saja?”
“ Hm,.. tentu,”
jawabnya sambil mengunyah sereal.
“ Aku tidak percaya.
Sini kulihat,” tangannya meraih dahi Oxi. Dan terkejut mengetahui kalau
ternyata Oxi agak panas.
“ Kau demam?”
“ Ah, sudahlah aku tak
apa-apa. Hanya terlalu lelah.”
“ Aku buatkan madu
hangat untukmu. Hari ini kau tidak boleh sakit. Ingat, jaga kesehatan ya?”
Manager Ma pergi hendak
menyiapkan madu hangat untuk Oxi. Tapi Oxi mencegahnya dan meminta ice cream
sebagai gantinya.
“ Manager, tunggu.
Jangan madu hangat. Lebih baik ice cream, begitu terkena es panasku akan
hilang.”
“ Kau ini. Teori dari
mana itu? Hust! Sudah, harus madu hangat titik.”
Oxi akhirnya menurut.
Saat jam menunjukkan
pukul 9, semua telah siap syuting akan dimulai. Tapi Oxi tak juga melihat
Frans. Ia bertanya pada Sutradara Shin.
“ Sutradara, dimana
Frans?”
“ Oh, Frans. Ia belum
selesai. Masih memakai make up. Ia agak terlambat bangun pagi ini. Tunggulah
kalau ingin melihat dia karena kamu terlebih dulu melakukan pengambilan gambar.
Ayo siap-siap.”
“ Aku? Aku dulu?”
“ Iya, tentu. Siapa
lagi?”
“ Baiklah. Hm, boleh
aku bertanya?”
“ Apa? Katakan saja.”
“ Dimana Bryan?”
“ Ia di penginapan.
Kelihatannya ia lelah sekali. Kemarin ia ke sini hanya untuk membantu
mencarimu. Jadi jangan menghilang lagi ya?
“ Ok,” jawab Oxi.
Oxi melakukan
pengambilan gambar dulu. Dan tak seberapa lama kemudian selesai. Ia melihat
kembali hasil kerjanya. Sutradara cukup puas. Tapi Oxi masih belum puas. Ia
harus berusaha lebih baik, ia tak ingin terlihat biasa saja di mata Frans. Ia
minta diulangi dan diijinkan.
Saat Oxi mengulangi
pengambilan gambar, Frans sudah selesai dan melihat aksinya. Begitu Sutradara
kembali bilang ok, bagiannya berarti selesai. Frans tersenyum dan mengacungkan
jempol padanya.
“ Kau hebat.”
“ Terima kasih. Sudah
sana, giliranmu sekarang,” Oxi mendorong Frans pergi dan tersenyum-senyum.
Giliran Frans mengambil
gambar, Oxi menontonnya sambil melongo. Frans begitu memukau. Dalam ekspresi
sedihpun setampan ini. Apalagi melihat dia tersenyum, rasanya seperti melihat
senyuman malaikat. Oxi menjadi sangat mengagumi Frans. Ia ingin seperti Frans.
Menjadi bintang yang begitu bersinar saat meraih puncak popularitas. Ia tak
ingin lagi berusaha hanya demi sejajar dengan Bryan. Ia akan berusaha untuk
dirinya sendiri.
Tiba saatnya melakukan
akting bersama Frans. Ia sedikit gugup. Tapi ia segera menyingkirkan perasaan
gugup itu. Kalau ia gugup segalanya akan kacau, ia tak ingin itu terjadi.
Syuting dimulai, awalnya akting mereka bagus. Sampai Frans mempengaruhi akting
Oxi. Ia membawanya masuk ke ekspresi yang salah. Sutradara bilang cut.
“ Cut!”
“ Maaf-maaf,” kata Oxi
meminta maaf.
“ Oxi, seharusnya kamu
ini berekspresi senang bisa bersama-sama kakaknya. Bukannya seperti bersama
kekasihmu. Ingat, itu kakakmu. Ayo ulangi.”
Oxi malu setengah mati.
Seperti bersama kekasih? Ucapan Sutradara membuatnya kehilangan muka dihadapan
Frans. Ia lalu sadar. Frans terlalu membawanya ke arah cinta, perhatiannya
berlebihan. Ia harus bisa memposisikan diri sekarang. ia harus mencari feel seperti
saat bahagianya bersama kakaknya sendiri.
Hidup berjuang seorang
diri bersama kakak memang tak mudah. Suka duka mereka lalui berdua. Oxi ingat
saat hari-hari sebelum ulang tahunnya kakaknya sering tak pulang. Katanya
banyak pekerjaan, ternyata semua itu kakaknya kerjakan agar bisa membelikan
kado untuk Oxi. Ia begitu bahagia sekaligus terharu saat itu. “Terharu”, yak
betul ia juga harus menunjukkan kebahagiaannya dengan terharu. Dan akhirnya
berhasil. Ekspresinya tepat. Frans bahkan sangat memuji Oxi. Ia berhasil
memasuki karakternya.
Bryan mengamati kerja
mereka lewat jendela kamarnya. Ia sangat cemburu melihat mereka berdua. Setelah
pengambilan ini, ada jeda sedikit untuk mengumpulkan tenaga. Oxi sempat bicara
pada Bryan yang keluar saat itu.
“ Cari kerang itu atau
aku tak akan mau bicara denganmu lagi.”
“ Aku tidak butuh
bicara denganmu. Ancamanmu tak akan berpengaruh.”
Padahal di sini Oxi
berharap Bryan mau melakukannya dan dapat melihat kesungguhan Bryan. Sayang
Bryan tak mau, karena ia menganggap hal itu berhubungan dengan Frans.
“Kau masih tak mau
mencarinya? Ok, akan aku cari sendiri.”
Oxi berpaling dan
pergi. Bryan menatapnya kesal. Oxi masih saja bersikeras. Bryan tak suka cara
Oxi yang seperti ini. Bryan memutuskan untuk segera pergi dari sini. Ia sendiri
tak mau lebih kena marah dari pihak syuting di lokasi yang berbeda.
Saat Bryan pergi
ternyata Oxi nekad mencari kerang itu. Ia mencari tepat di tempat Bryan
melemparnya. Tapi ia tak menemukannya, ia menyelam lagi. Ia tak bisa melihatnya
dimana-mana. Ia lagi-lagi mengambil nafas panjang dan menyelam berkali-kali.
Tak terasa ia terlalu lama menyelam. Kakinya tiba-tiba tak bisa digerakkan.
Kakinya akhir-akhir ini sedikit bermasalah. Tapi karena kakinya kram, ia jadi
tenggelam. Saat muncul ke permukaan ia berteriak minta tolong sambil
melambaikan tangan. Tapi tak seorangpun mendengarnya. Semua ada di lokasi yang
lumayan jaraknya dari sana. Oxi putus asa, mungkin ini takdirnya untuk mati di sini. Ia mejamkan
matanya dan mulai kehilangan kesadaran.
Saat terbangun matahari
menyilaukan matanya. Ia terbatuk-batuk. Di sampingnya ada Frans. Frans yang
telah menolongnya. Syukurlah ada Frans, kalau tidak ia tak tahu akan bagaimana
jadinya. Ia terlalu lemah. Frans membawanya pergi dari situ agar segera
mendapat pertolongan. Setelah keadaannya membaik, di sana ia melihat kru
berkumpul. Mereka prihatin atas kejadian yang menimpa Oxi. Tapi Sutradara malah
marah-marah. Dia bilang tindakan Oxi sangat tidak rasional.
“ Tindakanmu itu sangat
tidak rasional, jauh dari kode etik profesional. Sebagai artis kau harus
menjaga diri agar tidak sakit atau mengalami kejadian seperti itu. Kemarin kau
juga menghilang begitu saja. Kau pikir ini permainanmu. Kau pikir tak ada yang
mengkhawatirkanmu?”
Manager Ma berusaha
menenangkan Sutradara Shin. Sebagian juga adalah salahnya. Ia kurang baik dalam
mengurus artisnya. Kemarin Manager Ma malah ikut wisata padahal artisnya tidak
ikut. Artisnya demam, tapi ia hanya diam saja. Dan saat artisnya tenggelam ia
bukan orang pertama yang tahu. Ia menyalahkan dirinya sendiri.
Sutradara diam saja
menanggapinya.
“ Aku tak mau hal ini terulang
kembali.”
Ia lalu mundur
membiarkan Oxi istirahat. Sebelum itu, Frans juga menanyakan keadaannya.
“ Bagaimana keadaanmu?”
“ Bisa kau lihat
sendiri, aku seperti bayi. Tak bisa apa-apa selain menyusahkan kalian semua.
Terimakasih Frans, kau mau menolongku. Kita tak sempat bicara setelah kejadian
itu ( saat Frans dan Oxi bertemu Bryan). Maafkan aku. Dan...”
“ Sudah
beristirahatlah. Cepat sembuh. Agar dapat segera kembali syuting.”
“ Hm, iya. Tunggu
Frans, ada satu hal lagi. Kenapa ?” ( maksudnya kenapa Frans mengaku sebagai
pacarnya saat di depan Bryan, ia hanya mengisyaratkan kenapa karena tak ingin Managernya
tahu masalah itu)
“ Hanya ingin
melindungi dan menolong teman. Aku pergi dulu, daaa...”
Oxi masih memikirkan
Bryan, kenapa Bryan tak menolongnya. Bryan kan tahu kalau Oxi pergi mencari
kerang itu. Sampai saat ini Bryan juga tak muncul. Oxi belum tahu kalau saat
itu ternyata Bryan langsung pulang.
Setelah beberapa hari,
keadaan Oxi membaik. Ini berkat Manager Ma dan Frans yang bersedia merawatnya.
Hal ini membuat Oxi semakin dekat dengan Frans. Frans mengembalikan kerang itu.
Ia bilang kalau ia mencarinya lagi setelah menyelamatkan Oxi. Syuting kembali
dilanjutkan dan kali ini semuanya berjalan dengan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar