Selasa, 31 Juli 2012

The Last Hope Part 7


Oxi harus kembali ke lokasi awal. Ia harus berpisah dengan Frans. Frans akan memulai kesibukannya sendiri. Tapi sebelumnya mereka sudah berpamitan baik-baik. Jadi diharapkan komunikasi mereka tetap berjalan sebagai teman. Di lokasi ini Oxi kembali dipusingkan oleh Bryan.
Banyak adegan yang sudah terselesaikan, tiba saatnya Oxi beradegan kissing dengan Bryan. Tentu sebelumnya ia menolak. Tapi ini sudah tertulis di kontrak, ia harus melakukannya. Sebenarnya ia belum tahu kalau Bryan yang akan menjadi lawan mainnya saat ia menerima tawaran itu. Walaupun itu bukan Bryan sekalipun ia harus benar-benar melakukannya. Demi profesionalisme. Mulanya ia begitu kesal, tapi lama-kelamaan ia bisa menenangkan diri. Hanya sekali ini, ia harus melakukan yang terbaik agar ia tak harus mengulanginya.

Pengambilan gambar dimulai, diawali dengan dialog pendek. Dan yak Bryan melakukannya begitu saja. Sebenarnya Bryan tidak bisa menahan dirinya sendiri dan akting adalah alasannya melakukan itu. Kadang Bryan ini gila juga. Oxi hanya menyesuaikan akting Bryan, ia tak mau terlalu terbawa. Dan cut! Mereka berhasil. Bryan tersenyum penuh kemenangan, kalau tak ada kru di situ Oxi pasti langsung menamparnya di situ.
Seperti semula, Bryan lagi-lagi membuat masalah dengan bertengkar dengan Oxi selama syuting selanjutnya berlangsung. Emosi masing-masing dapat turun, konflik dapat diredam. Kini  Bryan mencari masalah dengan tak mau pergi ke pantai untuk mengambil gambar di sana. Oxi mulai lelah melihat sikap Bryan dan pergi mencari udara segar.
Tiba-tiba kru variety show datang. Ketika itu Oxi sedang berjalan-jalan di taman sekitar lokasi syuting. Ia mendengar bahwa besok di senggelarakan syuting variety show di sana, dan ternyata tema kali ini adalah mengungkap sisi lain Bryan sang tokoh utama film ini. Dalam perannya karakternya begitu pendiam tapi keren dan romantis. Padahal yang seperti Oxi tahu, sebenarnya Bryan begitu menjengkelkan, suka mencampuri urusan orang lain dan juga sangat tempramental.
Ide jahil Oxi muncul seketika itu. Ia berniat membongkar image buruk si Bryan itu. Agar semua orang tahu sifat aslinya. Sifat yang jauh dari kesan yang ia tinggalkan di dunia hiburan selama ini. Pertanyaan besok harus dibuat oleh kru yang selama ini terlibat  syuting bersama Bryan. Itu adalah salah satu peluru jitu yang siap diluncurkan Oxi.
Setelah beberapa lama produser berbicara dengan pihak variety show, akhirnya pihak variety show pamit. Produser berjalan menuju tangga untuk kembali ke lokasi. Kesempatan ini dimanfaatkan Oxi.
“ Produser?”, panggil Oxi.
Produser menoleh,” iya, Xi. Ada apa?”, dia balik bertanya.
“ Ouh, produser. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan.”
“ Tumben sekali, biasanya kau tanya pada Sutradara. Apa ini penting?”
“ Tentunya sangat penting,” kata Oxi keceplosan.
“Uhm, maaf. Maksudku begini. Boleh tidak aku ikut pada acara besok itu?”
“ O itu, tentu saja kau boleh. Kau kan salah satu pemain  film ini. Kau dan pemain lain memang wajib mengikuti acara ini.”
“ Benarkah?” ia terkejut.
“ Terima kasih atas waktunya, maaf mengganggu. Aku pamit Produser. Selamat siang.”
“ Iya,” Produser meneruskan langkah, tapi ia langsung berbalik dan memanggil Oxi.
“ Oxi?”                              
“ Ya?”
“ Satu hal lagi. Aku berharap kau besok membantu yang lain dalam acara ini. Aku percaya kemampuanmu. Jangan sampai kita terlihat buruk. Meriahkan suasana, berusahalah untuk melakukan yang terbaik.”
“ Siap!” Oxi tersenyum bangga. Ia bangga akan perkataan Produser. Akhirnya ia bisa memegang situasi. Kini tangannya bisa merencanakan rencana jitu untuk balas dendam pada Bryan. Sudah lama ia menanti saat-saat seperti ini.
Ia berjalan ke ruangannya. Di sana ada Managernya yang sedang sibuk menatap laptopnya. Ada juga Make up Artist dan Assistentnya.
“ Hore!!!!!!!!!!” ia berteriak riang.
Semua menoleh keheranan.
“Apa kau sakit Oxi?” tanya Manager.
Si Assistent berusaha memastikannya dengan berusaha memegang jidat artisnya itu. Tapi keduluan ditampik oleh Oxi.
“ Aku sehat,” jawabnya dengan mata berbinar dan senyum merekah.
Manager Ma terheran-heran, tak biasanya Oxi begini. Saat di lokasi seperti sekarang ini biasanya dia murung, melamun, sedih, marah, mengomel, ataupun galau. Tapi kini kenapa ia begitu riang gembira? Ada sesuatu yang membuat Manager Ma curiga. Lalu Manager Ma memasang ekspresi yang menakutkan yang tak bisa ditolak maksudnya oleh Oxi.
Seakan mengerti maksudnya, Oxi berkilah.
“ Tidak! Tidak ada apa-apa sungguh.”
“ Kau bohong. Kau menyembunyikan sesuatu.”
“ Uhm, tidak.”
Manager berpikir keras. Tapi ia asal menebak.
“ Aha! Kau makan coklat lagi kan? Ayo mengaku? Kau tak boleh makan coklat, kau sedang menjalani program diet.”
Oxi tersentak. Hehe, sang Manager salah tebak. Ia jadi kegirangan setengah mati. Ia hanya melempar senyum pada Manager.
“ Iya,” ia mengucapnya sambil terkikih.
“ Nah, sudah kuduga. Sekarang mana coklatnya! Ayo, masihkan? Jangan bilang kalau sudah kau makan semuanya.”
“ Hehehe, sudah habis.”
“ Apa?” si Manager terkejut.
Oxi tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Managernya. Ia puas bisa mengerjai Manager Ma. Besok tinggal waktunya mengerjai Bryan. Sementara ia terus tertawa, si kru Make up Artist hanya bisa bengong melihat tingkah dua manusia yang ada di hadapannya.
Ternyata di luar kebetulan Bryan melintas. Ia mendengar Oxi tertawa lepas. Ia curiga, tapi ia segera membuang kecurigaannya dan malah tersenyum simpul. Dalam hatinya, ia senang mendengar Oxi tertawa seperti ini. Lama ia tak mendengar suara tawa Oxi sejak syuting ini dimulai. Ia berlalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar