Oxi
harus kembali ke lokasi awal. Ia harus berpisah dengan Frans. Frans akan
memulai kesibukannya sendiri. Tapi sebelumnya mereka sudah berpamitan
baik-baik. Jadi diharapkan komunikasi mereka tetap berjalan sebagai teman. Di
lokasi ini Oxi kembali dipusingkan oleh Bryan.
Banyak
adegan yang sudah terselesaikan, tiba saatnya Oxi beradegan kissing dengan
Bryan. Tentu sebelumnya ia menolak. Tapi ini sudah tertulis di kontrak, ia
harus melakukannya. Sebenarnya ia belum tahu kalau Bryan yang akan menjadi
lawan mainnya saat ia menerima tawaran itu. Walaupun itu bukan Bryan sekalipun
ia harus benar-benar melakukannya. Demi profesionalisme. Mulanya ia begitu
kesal, tapi lama-kelamaan ia bisa menenangkan diri. Hanya sekali ini, ia harus
melakukan yang terbaik agar ia tak harus mengulanginya.
Pengambilan
gambar dimulai, diawali dengan dialog pendek. Dan yak Bryan melakukannya begitu
saja. Sebenarnya Bryan tidak bisa menahan dirinya sendiri dan akting adalah
alasannya melakukan itu. Kadang Bryan ini gila juga. Oxi hanya menyesuaikan
akting Bryan, ia tak mau terlalu terbawa. Dan cut! Mereka berhasil. Bryan
tersenyum penuh kemenangan, kalau tak ada kru di situ Oxi pasti langsung
menamparnya di situ.
Seperti
semula, Bryan lagi-lagi membuat masalah dengan bertengkar dengan Oxi selama
syuting selanjutnya berlangsung. Emosi masing-masing dapat turun, konflik dapat
diredam. Kini Bryan mencari masalah
dengan tak mau pergi ke pantai untuk mengambil gambar di sana. Oxi mulai lelah
melihat sikap Bryan dan pergi mencari udara segar.
Tiba-tiba
kru variety show datang. Ketika itu Oxi sedang berjalan-jalan di taman sekitar
lokasi syuting. Ia mendengar bahwa besok di senggelarakan syuting variety show
di sana, dan ternyata tema kali ini adalah mengungkap sisi lain Bryan sang
tokoh utama film ini. Dalam perannya karakternya begitu pendiam tapi keren dan romantis.
Padahal yang seperti Oxi tahu, sebenarnya Bryan begitu menjengkelkan, suka
mencampuri urusan orang lain dan juga sangat tempramental.
Ide
jahil Oxi muncul seketika itu. Ia berniat membongkar image buruk si Bryan itu.
Agar semua orang tahu sifat aslinya. Sifat yang jauh dari kesan yang ia
tinggalkan di dunia hiburan selama ini. Pertanyaan besok harus dibuat oleh kru
yang selama ini terlibat syuting bersama
Bryan. Itu adalah salah satu peluru jitu yang siap diluncurkan Oxi.
Setelah
beberapa lama produser berbicara dengan pihak variety show, akhirnya pihak
variety show pamit. Produser berjalan menuju tangga untuk kembali ke lokasi.
Kesempatan ini dimanfaatkan Oxi.
“
Produser?”, panggil Oxi.
Produser
menoleh,” iya, Xi. Ada apa?”, dia balik bertanya.
“
Ouh, produser. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan.”
“
Tumben sekali, biasanya kau tanya pada Sutradara. Apa ini penting?”
“
Tentunya sangat penting,” kata Oxi keceplosan.
“Uhm,
maaf. Maksudku begini. Boleh tidak aku ikut pada acara besok itu?”
“ O itu, tentu saja kau boleh. Kau kan
salah satu pemain film ini. Kau dan
pemain lain memang wajib mengikuti acara ini.”
“
Benarkah?” ia terkejut.
“ Terima kasih atas waktunya, maaf
mengganggu. Aku pamit Produser. Selamat siang.”
“
Iya,” Produser meneruskan langkah, tapi ia langsung berbalik dan memanggil Oxi.
“
Oxi?”
“
Ya?”
“ Satu hal lagi. Aku berharap kau besok
membantu yang lain dalam acara ini. Aku percaya kemampuanmu. Jangan sampai kita
terlihat buruk. Meriahkan suasana, berusahalah untuk melakukan yang terbaik.”
“
Siap!” Oxi tersenyum bangga. Ia bangga akan perkataan Produser. Akhirnya ia
bisa memegang situasi. Kini tangannya bisa merencanakan rencana jitu untuk
balas dendam pada Bryan. Sudah lama ia menanti saat-saat seperti ini.
Ia
berjalan ke ruangannya. Di sana ada Managernya yang sedang sibuk menatap
laptopnya. Ada juga Make up Artist dan Assistentnya.
“
Hore!!!!!!!!!!” ia berteriak riang.
Semua
menoleh keheranan.
“Apa
kau sakit Oxi?” tanya Manager.
Si
Assistent berusaha memastikannya dengan berusaha memegang jidat artisnya itu.
Tapi keduluan ditampik oleh Oxi.
“
Aku sehat,” jawabnya dengan mata berbinar dan senyum merekah.
Manager
Ma terheran-heran, tak biasanya Oxi begini. Saat di lokasi seperti sekarang ini
biasanya dia murung, melamun, sedih, marah, mengomel, ataupun galau. Tapi kini
kenapa ia begitu riang gembira? Ada sesuatu yang membuat Manager Ma curiga.
Lalu Manager Ma memasang ekspresi yang menakutkan yang tak bisa ditolak
maksudnya oleh Oxi.
Seakan
mengerti maksudnya, Oxi berkilah.
“
Tidak! Tidak ada apa-apa sungguh.”
“
Kau bohong. Kau menyembunyikan sesuatu.”
“
Uhm, tidak.”
Manager berpikir keras.
Tapi ia asal menebak.
“ Aha! Kau makan coklat lagi kan? Ayo
mengaku? Kau tak boleh makan coklat, kau sedang menjalani program diet.”
Oxi
tersentak. Hehe, sang Manager salah tebak. Ia jadi kegirangan setengah mati. Ia
hanya melempar senyum pada Manager.
“
Iya,” ia mengucapnya sambil terkikih.
“ Nah, sudah kuduga. Sekarang mana
coklatnya! Ayo, masihkan? Jangan bilang kalau sudah kau makan semuanya.”
“
Hehehe, sudah habis.”
“
Apa?” si Manager terkejut.
Oxi
tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Managernya. Ia puas bisa mengerjai
Manager Ma. Besok tinggal waktunya mengerjai Bryan. Sementara ia terus tertawa,
si kru Make up Artist hanya bisa bengong melihat tingkah dua manusia yang ada
di hadapannya.
Ternyata
di luar kebetulan Bryan melintas. Ia mendengar Oxi tertawa lepas. Ia curiga,
tapi ia segera membuang kecurigaannya dan malah tersenyum simpul. Dalam
hatinya, ia senang mendengar Oxi tertawa seperti ini. Lama ia tak mendengar
suara tawa Oxi sejak syuting ini dimulai. Ia berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar