Kisah 16 hari
(Dimana aku tak
dapat lagi menunggu lama)
Pagi ini
aku bangun dengan malas, udara begitu dingin membuatku menggigil kedinginan., ku
selimuti badanku tapi tetap saja aku masih kedinginan. Aku merasa lelah sekali, semalam aku lembur
membuat tugas yang harus aku kumpulkan hari Senin. Mataku rasanya lengket
sekali dan tak mau terbuka. Tapi nenek malah memanggilku,....
“ Shan,
cepat bangun! Bibi kamu sudah datang. Kamu nggak mau dimarahin gara-gara malas
bangun tidur kan? Cepetan bangun”.
“ Uuhhmmm, iya nek. Aku bangun, 5 menit lagi
plis?”
“ ndak boleh!”
“ okeh,... whoooammmm,...”
Aku mulai
membuka mata dan mengeliat melemaskan otot-ototku. Dan apa yang kau tahu apa
yang aku rasakan. Bbbrrrrrrrrrrr, dingin menusuk kulit.
Aku
tinggal sendiri di rumah bibiku yang persis ada di samping rumah kakek-nenekku.
Aku memang disuruh meninggali rumah itu sendiri. Jadi aku memang nggak serumah
dengan orang tuaku. Tapi aku juga sering kok main ke sana. Come back to
story,....
Aku lalu
langsung menyalakan laptop dan menancapkan modem. Hehe, bukannya mandi aku
malah ingin membuka facebook.
Di
facebook ada beberapa pemberitahuan tentang grup Hottes-ku. NB: Hottes adalah
sebutan fans boyband asal Korea yang bernama 2PM. Ada berita terhangat. Majalah
AAA edisi terbaru cover dan posternya adalah 2PM. Wow! Bagaimana aku belum
tahu. Aku takut kalau kehabisan, sekarang aku punya uang lebih jadi aku bisa
membelinya.
Aku mandi
secepat kilat dan berangkat membeli majalah. Kau tahu, hari ini kenapa
dinginnya bukan main? Ini karena cuaca sedang mendung, angin juga sering
bertiup kencang, sungguh hari yang jauh dari kesan cerah. Ah, lupakan! Yang
penting aku bisa dapat majalah itu sebentar lagi.
Aku terus
melajukan kecepatan motorku. Sekitar 10 menit kemudian aku tiba di toko buku
Kasih, tempat biasa aku membeli majalah.
“ AAAnya ada mas?”
“ iya Neng ada, kebetulan tinggal satu.”
“ Beneran mas, wah mana mana?” aku sudah tidak
sabar apalagi kalo ada Taecyeon 2PM. Waduh bisa-bisa nggak bisa tidur ntar
malem.
“ ini Neng. Yang ini kan?”
“ iya mas, bener. Berapa?”
“ 8 ribu aja.”
“ Ni, makasih ya,...”
Saat aku
mau keluar toko , aku nggak sengaja liat jam weker tapi bagus banget. Jadi aku
balik lagi trus nanya si mas itu tadi.
“ Mas, di sini jual barang-barang buat kado ya?”
“ iya Neng, tuh persisnya di sebelah toko buku
ini, tapi masuknya bisa dari sini. Sebenernya sama aja. Kasirnya juga di sini.”
“ OOOoooo, gitu ya? Ok deh mas, saya mau cari
kado.”
“ Iya iya neng, diborong sekalian nggak papa.”
“ Hey, uang siapa juga buat mborong tuh.”
“ Bercanda lagian neng.”
“ Kok manggilnya dari tadi neng, mas nie orang
Jabar ya?”
“ Kok tau?”
“ Iya betul berarti. Saya panggilnya mas, masa di
panggil neng saya. Panggil mbak.” Aduh udah cuma pembeli kok maksa dipanggil
mbak.
“ iya iya deh mbak, silahkan belanja aja di sana
tempatnya.”
“ nah, gitu dong. Kan dengernya enak. Makasih ya
mas. Hehehe.”
Pagi-pagi
udah bikin pusing si penjaga toko, jahilnya bukan main nih anak. Yuk, capcus ke
sebelah, buat beli kado. Sebenernya sih bingung beli kado buat siapa. Habisnya
nggak ada yang ulang tahun dalam waktu dekat. Milih-milih terus ampek pusing
sendiri. Dan jam mirip yang dipajang tadi kembali menyita perhatianku. Tapi ini
beda, bentuknya lucu apalagi ada logo barcanya. Aku jadi inget Dany. Ah, iya beli ini aja buat Dany. Semoga dia seneng. Tapi saat
aku nunjuk itu sama penjaga toko. Ada yang barengan nunjuk itu juga.
“ Itu...” kami nggak sengaja barengan. Bukannya cuma
barengan bilangnya tapi dia juga milih yang itu. Mana lagi cuma satu, ah nggak
akan aku lepasin.
“ saya duluan mbak, itu saya beli SEKARANG!!!!!!”
“ nggak mbak tadi saya
duluan, dari tadi saya duluan yang milih-milih kan mbak. Saya DULUAN!!!!”
“ SAYA mbak SAYA!!!!!”
“ nggak bisa, HARUS SAYA!!!!”
“ ADUUUUHHHHH! Kalian ini bikin ribut saja.” Sahut
si Mbak-mbak tadi.
“TAPI MBAK?” kami bilangnya barengan lagi. Ih, nih mas-mas kok
nyolot banget ya. Masa sama anak SMP cewek lagi nggak mau ngalah.
“ Mas ngalah aja dong.
Nggak ngalah aja nih, saya cuma anak cewek mas.”
Kayaknya si Mas itu kesel
banget sama aku.
“ Udah mbak, bungkus
sekarang. Buat anak cewek ini!”
Hore!!!!!!!!!!!!!
Dia mau ngalah. Hahaha, Dany,
tunggulah kado dariku. Sebenernya nggak enak juga sih. Dia duluan ada di sini.
Tapi aku? Ngrebut ini gitu aja, apalagi mengatasnamakan cewek segala. Aduh,
tapi mau gimana lagi?
Dengan
senyum cerah aku melangkah keluar dari toko ini. Tapi senyum cerah ini luntur
bagitu liat Mas tadi juga keluar toko tapi dengan muka ditekuk dan lagi
menerima telfon yang kayaknya serius pakek banget. Dia tancap gas duluan. Apa
dia lagi ada masalah ya? Ah, what ever! Bukan urusanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar