“ Dilaporkan menurut Badan Meteorologi dan
Geofisika, perkiraan cuaca hari ini cerah hampir di seluruh kawasan nusantara.
Tiutttt, pet!!!,” belum selesai ocehan Tessa Arimbi, presenter acara berita
perkiraan cuaca. TV-nya cepat-cepat dimatikan Nadia dengan buru-buru. Ia bangun
kesiangan. Jam dinding menunjukkan pukul 06.00. Tanpa membuang waktu, secepat
kilat dia mandi dan bersiap. Padahal busnya berangkat pukul 06.30.
Tak
lama kemudian, ia berangkat dengan menggendong tas ransel yang penuh sambil
membawa sandwhich dan sebotol jus. Segera di kayuhnya sepeda cantik ( nggak
pakek “c” ) karena jarak rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh. Rumahnya
terletak di Perumahan sederhana di balik Sekolah Indisch Pear, tapi dia harus
memutar karena tidak ada jalan masuk dari belakang sekolah. Sampai di halaman
sekolah, bus siap berangkat.
“ Pak, titip
sepedanya, ya?” kata Nadia pada penjaga sekolah sambil meletakkan sepeda, lalu
berlari masuk bus tanpa mendengarkan keluh dari penjaga sekolah.
Nadia
bergegas mencari tempat duduk. Di telusurinya bus dari depan sampai belakang.
Terdengar suara-suara protes atas keterlambatannya. Salah satu yang terdengar
ialah seorang dari mereka yang berkata, “Emang kamu ini siapa, membuat orang
menunggu....”. dia juga menangkap pandangan-pandangan mata yang mencemooh dirinya.
Dengan nafas yang masih terengah-engah, dia duduk di kursi paling belakang
karena semua kursi telah penuh. Setelah duduk, satu per satu bus terlihat mulai
berangkat. Tak lupa dengan makanan yang dibawanya, ia langsung menyantapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar